Oleh : Ir.Nani Sumarni, MS
Imam Firmansyah, SP
Penelitian dilakunan di kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada ketinggian tempat ( 1250 m diatas permukaan laut ) denga jenis tanah andisol. Penelitian dilakukan dari bulan Nopember 2010 – Januari 2011. Pupuk NPK standar yang digunakan yaitu 500kg/ha pupuk NPK16-16-16 yang diberikan sebelum tanam dan 2 minggu sesudah tanam Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang kuda dengan dosis 15 t/ha, biji buncis ditanam langsung kelapangan dengan jarak tanam 50 cm x 30 cm. Luas petak percobaan per perlakuan yaitu 12 m2. populasi tanaman : 80 tanaman/perlakuan. Rancangan percobaan mengunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 ulangan. Penelitian terdiri atas 7 macam kombinasi penggunaan pupuk,
Yaitu :
- tanpa pupuk Organik + NPK standar.
- pupuk Organik standar ( Pukan kuda 15 t/ha ) + pupuk NPK standar.
- 0,50 Dosis pupuk Organik cair + pupuk NPK standar.
- 0,75 Dosis pupuk cair + Pupuk NPK standar.
- 1 Dosis Organik cair + pupuk NPK standar.
- 1 Dosis Organik cair + 0,75 dosis pupuk NPK standar.
- 1 Dosis Organik cair + 0,50 dosis pupuk NPK standar.
Parameter yang diamati meliputi
- Tinggi tanaman .
- Berat kering tanaman.
- hasil buah/panjang buncis.
Data yang diperoleh dianalisis dengan Uji fisik dan Uji BNJ/Duncan pada taraf 5 %. Pemeliharaan tanaman meliputi pengendalian hama penyakit, pengairan, serta pengaturan saluran drainase dilakukan berdasarkan rekomendasi Balitsa.
Beberapa Sifat Kimia Tanah Percobaan
Tanah percobaan *jenis Andisol) bereaksi masam (pH=5,5) dengan kandungan C-organik sangat tinggi, kandungan N-total tanah termasuk sangat tinggi, kandungan hara K tersedia tinggi, tetapi kandungan P tersedia rendah (Tabel 1). Secara umum, tanah percobaan mempunyai sifat kimia cukup baik. Masalah pada tanah Andisol adalah ketersediaan hara P rendah. Pada tanah masam P biasanya difiksasi oleh Al atau Fe.
Tabel 1. Beberapa sifat kimia tanah percobaan
Sifat kimia tanah |
Nilai uji |
Status |
pH (H2O)C-organik (%)N-total (%)
C/N P2O5 tersedia Bray (ppm) K2O tersedia Morgan (ppm) |
5,5 6,20 0,63 9,8 13,8 141,6 |
Masam Sangat tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi |
Pertumbuhan Tanaman
Pada awal pertumbuhan tanaman (umur 14 hari setelah tanam/hst), pemberian pupuk organik kotoran kuda dan pupuk bio organik Taburmas tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman buncis tegak.
Tabel 2. Pengaruh pupuk bio organik cair Taburmas terhadap tinggi tanaman buncis tegak Le-02
Perlakuan |
Tinggi tanaman (cm) |
||
14 hst |
28 hst |
42 hst |
|
A B C D E F G |
6,67 a 6,58 a 6,46 a 6,58 a 6,91 a 6,83 a 6,50 a |
17,67 b 19,27 a 17,57 b 16,97 bc 17,30 b 16,97 bc 15,87 c |
32,62 bc 37,20 a 35,10 ab 33,87 ab 33,17 bc 33,60 abc 30,62 c |
KK (%) |
3,33 |
5,48 |
20,28 |
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak beda nyata menurut Uji Duncan pada taraf 5%.
Pada umur 28 hst, pemberian pupuk organik standar (kotoran kuda 15 t/ha) + pupuk NPK standar (500 kg/ha) (B) tampak paling baik pengaruhnya terhadap tinggi tanaman buncis tegak. Perlakuan tersebut menghasilkan tinggi tanaman paling tinggi yang berbeda nyata dengan perlakuan-perlakuan lainnya. Pengaruh pupuk bio organik Taburmas terhadap tinggi tanaman baru tampak pada umur 42 hst. Hal ini terlihat pada pemberian 0,50 dosis pupuk bio organik Taburmas + NPK standar (C), 0,75 dosis pupuk bio organik Taburmas + NPK standar (D) dan 1 dosis pupuk bio organik Taburmas + 0,75 dosis NPK standar (F) tidak menunjukkan perbedaan tinggi tanaman yang nyata dibandingkan pada pemberian pupuk organik standar (kotoran kuda) + NPK standar (B) (Tabel 2).
Bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman diamati pada umur 28 hst. Pada umur tersebut tanaman mulai membentuk polong, tidak ada perbedaan pengaruh antara berbagai kombinasi pupuk bio organik Taburmas + NPK (perlakuan C-G) dan pupuk organik standar (kotoran kuda) + NPK standar (perlakuan B) terhadap bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman buncis tegak pada umur 28 hst (Tabel 3). Hal ini berarti sampai umur 28 hst, efektivitas pupuk bio organik Taburmas dan pupuk organik standar (kotoran kuda) relatif sama terhadap peningkatan bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman (Tabel 3) dan peningkatan tinggi tanaman buncis tegak (Tabel 2).
Tabel 3. Pengaruh pupuk bio organik cair Taburmas terhadap bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman buncis tegak Le 02 pada umur 28 hari setelah tanam (hst)
Perlakuan |
Bobot segar tanaman (g/3 tanaman) |
Bobot kering tanaman (g/3 tanaman) |
A B C D E F G |
87,000 a 124,075 a 117,799 a 92,625 a 118,050 a 96,625 a 112,800 a |
16,635 a 17,362 a 16,832 a 12,412 a 16,912 a 15,017 a 16,260 a |
KK (%) |
21,95 |
29,19 |
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak beda nyata menurut Uji Duncan pada taraf 5%.
Hasil Polong
Tanaman buncis dipanen polongnya sebanyak 5 kali, mulai umur 58 hst sampai 74 hst. Terdapat perbedaan pengaruh yang nyata antara berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan NPK terhadap hasil polong total buncis tegak (Tabel 4). Hasil polong total paling tinggi terdapat pada aplikasi 0,75 dosis pupuk bio-organik cair Taburmas + dosis pupuk NPK standar (D), tetapi tidak beda nyata dengan hasil polong total pada perlakuan 0,50 dosis pupuk bio organik cair Taburmas + dosis pupuk NPK standar (C), dan dosis pupuk organik standar (kotoran kuda 15 t/ha) + dosis pupuk NPK standar (B). Ketiga perlakuan tersebut dapat meningkatkan hasil polong total secara nyata bila dibandingkan dengan tanpa pupuk organik + pupuk NPK standar (A) (Tabel 4). Aplikasi 0,5-1,0 dosis pupuk bio organik cair Taburmas + pupuk NPK standar juga dapat meningkatkan panjang polong buncis (Tabel 4).
Tabel 4. Pengaruh pupuk bio organik cair Taburmas terhadap hasil polong buncis tegak Le 02
Perlakuan |
Hasil polong total (kg/12 m2) |
Panjang polong (cm) |
A B C D E F G |
11,305 bc 13,825 a 14,267 a 14,540 a 13,010 ab 11,530 bc 9,820 c |
12,00 b 12,95 ab 13,22 a 13,42 a 13,10 a 12,59 ab 12,70 ab |
KK (%) |
9,10 |
3,45 |
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak beda nyata menurut Uji Duncan pada taraf 5%.
Secara umum dapat dikemukakan bahwa aplikasi 0,5-1,0 dosis pupuk bio organik cair Taburmas + pupuk NPK standar (C, D dan E) dapat meningkatkan pertumbuhan hasil polong buncis tegak. Peningkatan hasil polong paling besar diperoleh dengan aplikasi 0,75 dosis pupuk bio organik cair Taburmas + pupuk NPK standar (D), yaitu sebesar 28,61%. Kemudian disusul dengan aplikasi + pupuk NPK standar (C) yang meningkatkan hasil polong sebesar 26,20%, dan dengan aplikasi dosis pupuk NPK standar (E) meningkatkan hasil polong sebesar 15,08%. Ketiga kombinasi aplikasi pupuk bio organik cair Taburmas + pupuk NPK tersebut mempunyai efektivitas yang sama dengan pemberian pupuk organik standar (kotoran kuda 15 t/ha) + pupuk NPK standar.
Namun, pemberian pupuk bio organik cair Taburmas dengan pengurangan penggunaan pupuk NPK (F dan G) tidak dapat meningkatkan hasil polong buncis (Tabel 4), artinya penggunaan pupuk bio organik cair Taburmas tidak dapat mengurangi penggunaan pupuk NPK, hanya dapat menggantikan penggunaan pupuk organik standar/kotoran kuda dalam meningkatkan hasil buncis. Hal ini kemungkinan karena kandungan hara pupuk bio organik tersebut rendah sehingga tidak mencukupi untuk pertumbuhan dan hasil buncis yang optimal, atau mungkin juga mikroba atau zat pengatur tumbuh yang dikandung pupuk bio organik tersebut belum bekerja secara maksimal.
Relative Agronomic Effectiveness (RAE) dan Relative Economic Effectiveness (REE) Pupuk Bio Organik Cair Taburmas
RAE dan REE pupuk bio organik cair Taburmas terhadap pupuk organik standar (kotoran kuda) dihitung sebagai berikut :
RAE = (Yp – Y0)/Ys – Y0) x 100 ………………… (1)
REE = RAE x Hs/Hp ……………………………… (2)
Dimana :
Yp = hasil buncis dari kombinasi pupuk bio organik cair Taburmas + pupuk NPK.
Ys = hasil buncis dari kombinasi pupuk organik standar + pupuk NPK standar.
Y0 = hasil buncis dari kontrol (pupuk NPK standar tanpa pupuk organik)
Hs = harga dari kombinasi pupuk organik standar + pupuk NPK standar
Hp = harga dari kombinasi pupuk bio organik cair Taburmas + pupuk NPK
Nilai RAE dan REE dari berbagai kombinasi pupuk bio organik cair Taburmas disajikan pada Tabel 5. Pilihan penggunaan antara kombinasi pupuk bio organik cair Taburmas + pupuk NPK standar dan kombinasi kotoran kuda + pupuk NPK standar untuk pemupukan tanaman buncis ditentukan berdasarkan nilai RAE dan REE. Bila nilai RAE dan REE lebih dari 100%, berarti pupuk bio organik Taburmas cair lebih baik dari pupuk organik standar/kotoran kuda.
Tabel 5. Nilai RAE dan REE dari setiap perlakuan pupuk bio organik cair Taburmas terhadap pupuk organik standar
Perlakuan |
RAE (%) |
REE (%) |
C D E F G |
117,54 128,37 67,66 8,93 -0,59 |
195
205,92 105,05 17,72 -1,62 |
Tabel 6. Harga dari kombinasi pupuk bio organik cair Taburmas/kotoran kuda dan pupuk NPK per m2.
Perlakuan |
Harga pupuk organik/bio organik (Rp.) |
Harga pupuk NPK (Rp.) |
Total harga pupuk (Rp.) |
Nisbah harga pupuk B : (C-G) |
B C D E F G |
3.300,00 315,00 475,00 630,00 630,00 630,00 |
4.200 4.200 4.200 4.200 3.150 2.100 |
7.500,00 4.515,00 4.675,50 4.830,00 3.780,00 2.730,00 |
1,00 1,66 1,60 1,55 1,98 2,75 |
Pada Tabel 5 tampak bahwa perlakuan pupuk bio organik cair Taburmas yang mempunyai nilai RAE lebih dari 100% yaitu perlakuan C (0,50 dosis pupuk bio organik cair taburmas + pupuk NPK standar) dan perlakuan D (0,75 dosis pupuk bio organik cair Taburmas + pupuk NPK standar). Perlakuan yang mempunyai nilai REE lebih dari 100, selain perlakuan C dan D juga perlakuan E (1 dosis NPK standar). Ketiga perlakuan tersebut (C, D, E) mempunyai nisbah antara harga pupuk perlakuan B (pupuk organik standar) dengan harga pupuk perlakuan C, D dan E lebih dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan C, D dan E atau kombinasi pupuk bio organik cair Taburmas dengan dosis 0,5-1 kali + pupuk NPK standar lebih baik daripada kombinasi pupuk organik standar (kotoran kuda) + pupuk NPK standar.
Kesimpulan
- Kombinasi pupuk bio organik cair Taburmas (0,5-1 kali dosis anjuran) dan pupuk NPK standar dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil buncis.
- Dari aspek agronomis, kombinasi pupuk bio organik cair Taburmas (0,50-0,75 kali dosis anjuran) + pupuk NPK standar mempunyai efektivitas yang sama dengan kombinasi pupuk organik standar (kotoran kuda) + pupuk NPK standar. Nilai Relatif Agronomic Effectiveness (RAE) kombinasi pupuk tersebut lebih dari 100%.
- Dari aspek ekonomi, kombinasi pupuk bio organik cair Taburmas (0,50-0,75 dosis anjuran) + pupuk NPK standar lebih menguntungkan dari pada kombinasi pupuk organik standar (kotoran kuda) + pupuk NPK standar dengan nilai Relative Economis Effectiveness (REE) lebih dari 100%.
- Aplikasi pupuk bio organik cair Taburmas belum dapat mengurangi penggunaan pupuk NPK pada tanaman buncis.
Ashandi, AA dan T. Koestoni. 1990. Efisiensi pemupukan pada pertanaman tumpangsari bawang merah-cabai merah 1. Efisiensi pemupukan pada pertanaman bawang merah. Bul. Penel Hort. 19 ( 1 ) : 1-6
Cassman, K.G, G.C. Gines,M.A. Dizon, M.1. Samsan, and M. Alcantara 1996. Nitrogen-usl efisiensi in tropika lowland rice system. Contribution form indigenus and applied nitrogen. In Training Source Book Strategic Research in Integrate Nutrition Management Course (SRINM), 18 march – 26 April 1996. IRRI
Hilman, Y and A. Asgar. 1995. Pengaruh unsur pupuk pada dua macam paket pemupukan terhadap komulatif hasil bawang merah varietas Kuning di dataran rendah Bul.Panel.Hort 27 (4) : 40-50.
Rosliani, R,Y Hilman dan N. Sumarni. 2006. Pengaruh pemupukan rock fosfat, pupuk kandang domba dan inokulasi mikroza (VAM) terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun. J.Hort 16 (1) : 21-30.
Sharma, cr.C. and A.J. Patel. 1978. Effect of nine controlled release fertilizer on chrysantemum growth and foliar analysis. J.Ame.Soc.Hort.Sci. 103 (2) : 148-150
Suryaningsih, E. dan A.A. Asandhi 1992. Pengaruh pemupukan sistem petani dan systemberimbang terhadap intensitas serangan penyakit cendawan pada bawang merah varietas Bima, Bul.Panel.Hort.24 (2) : 19-26.